Friday, October 24, 2008

[Novel Fiksi] MIDDLESEX : Pencarian Jati Diri Seorang Manusia Berkelamin Ganda

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Other
Author:Jeffrey Eugenides
Middlesex.
Jumlah halaman: 812
Harga: Rp.89.900 (Gramedia)

Kalo liat ato baca judulnya mungkin akan terlihat vulgar. But I can assure you this book is worth 2 thumbs up !! Emang ga salah deh kalo sang pengarang, Jeffrey Eugenides mendapatkan penghargaan Pulitzer di tahun 2003 untuk kategori cerita fiksi. Selain karena memenangkan Pulitzer, yang bikin gw tertarik untuk beli buku ini adalah karena dijadikan buku pilihan di Oprah Book's Club. Gw pun tau buku ini pas nonton Oprah, dan saat itu Oprah sedang membahas tentang 'intersex'. Jeffrey Eugenides pun diundang untuk diwawancara. Dan sekali lagi Oprah berhasil meracuni gw XDDD

Sinopsis:
Seorang bayi perempuan bernama Calliope lahir di Detroit pada 1960. Setelah empat belas tahun menjalani kehidupan sebagai anak perempuan normal, dia berubah menjadi Cal, seorang remaja laki-laki. Bertahun-tahun kemudian, sebagai seorang pria dewasa, Cal Stephanides menuliskan kisah metamorfosisnya untuk dunia.

Untuk menguraikan perpedaan dirinya dari manusia lain, Cal mengajak kita kembali ke asa silam, ke sebuah desa kecil di Asia Minor, menjadi saksi sebuah pembantaian rasial, berhadapan dengan tongak industrial Amerika, melewati berbagai perubahan zaman yang mencengangkan bersama tiga generasi sebuah keluarga Yunani-Amerika.

Komen dikit deh...
Udah lama bangeeeet ga beli buku. Uang gw biasanya habis untuk memanjakan telinga dengan musik. Untungnya pilihan gw gak salah pilih dengan membeli buku ini. Malahan gw langsung berniat ingin beli buku lagiPulitzer memang ga salah diberikan pada karya yang pantas, dan Oprah pun sekali lagi berhasil mempengaruhi gw, hehehe.

Eugenides terlihat sekali sudah mempersiapkan riset yang sangat matang untuk mempersiapkan buku ini. Cerita tentang seseorang bernama Calliope dengan kelainan kromosom yang menyebabkan dirinya mengalami identitas gender. Bagaimana kelainan itu bisa terjadi? Ternyata karena perkawinan sedarah, saudara saudara..!! Hal yang diharamkan dilakukan oleh para muslim sejak dahulu kala. Semakin membuat saya kagum dengan kebesaran agama Islam, karena sejak dari dahulu (sebelum ada penelitian mengenai kromosom) Islam sudah melarang perkawinan sedarah.

Masih ingat dengan pelajaran tentang Kromosom dan Gen di SMA? Pertemuan gen resesif (yang dilambangkan dengan r), yaitu r x r akan memunculkan sifat fenotif!! Begitu pulalah dengan Calliope. Desdemona, nenek Calliope, menikah dengan adik kandungnya sendiri yaitu Lefty. Pernikahan ini menghasilkan anak lelaki bernama Milton, yang menikah dengan sepupu langsungnya yaitu Tessie. No wonder jika kemudian Calliope yang mengalami kelainan kromosom XY lahir dari dua kali perkawinan sedarah tersebut. Gen gen resesif pun bertemu dan akhirnya menampakkan fenotifnya dalam diri Calliope. Dosa Nenek-Kakek serta Ayah-Ibunya.

Yang menarik adalah saat Eugenides menggambarkan sosok Calliope remaja, sekitar usia 10-12 tahun, yaitu ketika anak anak mengalami perkembangan ciri ciri seksual sekunder. Calliope, yang memiliki alat kelamin perempuan, mulai menantikan perkembangan kelamin sekunder seperti teman-teman perempuannya yang lain di kelas. Calliope menantikan datangnya menstruasi, Calliope menantikan payudaranya untuk tumbuh, Calliope menantikan pinggulnya mulai terbentuk. Tapi hal itu tak kunjung terjadi. Calliope menantikan tanda tanda dari alam, sampai akhirnya dia mulai menyalahkan alam.

Lalu bagaimana sampai akhirnya Calliope sadar bahwa dirinya berbeda dengan remaja perempuan yang lain? Apa yang dia rasakan dan pikirkan ketika untuk pertama kalinya dia memilki ketertarikan seksual pada sahabat perempuannya sendiri?

Salut deeeh dengan gaya penuturan Eugenides, yang mampu menyampaikan hal-hal penting dan simpatik dengan gaya yang humoris. membuat para pembaca menerka nerka apa yang selanjutnya akan terjadi dengan tokoh Calliope. Selain itu, buku ini bikin gw sedikit lebih mengerti tentang kegundahan hati para 'intersex, apalagi disaat mereka remaja, disaat remaja normal pun mengalami banyak hal yang tidak dapat dimengerti di dalam diri mereka.

Lalu apa yang akan terjadi dengan Calliope yang akhirnya menjadi seorang lelaki bernama Cal? Apakah masa kecil dan masa remajanya akan menghancurkan kehidupannya sebagai orang dewasa?

Silakan dibaca aja sendiri, hehehehehehe




Thursday, October 9, 2008

[Film Indo] Laskar Pelangi (2008)

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Telat banget yak ngereviewnya! hehehehe...

Film ini bakalan dapet bintang lebih banyak dari sayah, kalau saja adegan2 kurang penting berikut ini dihilangkan/diperbaiki/diperjelas:
1. Ikal mengejar-ngejar A Ling di padang rumput (awalnya lucu liat mereka nyanyi Bunga Seroja, tapi kelamaan bikin bosen).
2. Mencari Tuk Bayan Tula (gw kagak ngarti ni maksutnya apaan, secara ga baca novelnya. Jadinya kaya adegan gak pentyiiinggg. Surat yang mengakhiri adegan itu pun ga tralu mengena)
3. Ikal berjalan gontai melawan para pekerja Timah, sampe jatoh jatoh segala setelah ditinggal A Ling *background musik menggebu-geu & menderu*. Tapi setelah adegan jatoh-bangun itu gak sesuatu apapun. Terlalu lebayyyyy (ini adegan ga penting versi Nisa. saya setuju).

Setelah mengkritik, marilah saya sebutkan salah dua adegan yang bikin saya berlinang:
1. Ikal mengejar2 Lintang meninggalkan sekolah untuk berpamitan
2. Ibu Mus datang ke sekolah setelah sekian lama absen karena berduka, ternyata anak2 belajar sendiri. Ibu Mus pun terharu

Salah dua adegan yang tak terlupakan:
1. Ibu juri cerdas cermat tidak terima disalahkan: "Anda meragukan kami?" (lupa tepatnya kalimatnya kaya apa, intinya kaya gitu lah). Ibu Juri aktinganya oketah sekaliiiiiiiiii. Keren Boooooooo
2. Kemunculan Lintang dewasa. GUANTENG BOOOOOO. Lintang mendadak gantyeeenggg. Sampe nungguin di credit title siapakah nama aslinya, wekekekekeke. Dan gak keburu karena pergerakan credit title cepat sekaleeee XDDDDDD

Tokoh Favorit:




Saturday, October 4, 2008

Persahabatan Bagai Kepompong??



Judul lagu macam apakah itu?? Lu kira gw ulet??

Lagu j*h*n*m ini terngiang di otak karena dengan indahnya dijadikan tema BCR (Balada Cerita Ramadhan), semacam drama radio bersambung gitu deh, di Prambors FM Jkt. Diputar berulang-ulang setiap promo BCR, juga sebelum dan sesudah penayangan BCR. Setiap hari di ruangan kantor yang dihuni oleh empat orang makhluk serius santai, sejak pagi hari sudah mengalun musik menemani keseharian kami, yang berasal dari sebuah radio mini yang dibawa oleh partner saya, Rory. Rory dengan sukarela membawa radio dari rumahnya, untuk menghilangkan sepi krik krik krik di ruangan kami.

Awalnya Rory memasang frekuensi di 98,7 GEN FM. Ketika ditanya radio mana yang terkenal di Jakarta, Rory menjawab: Gen FM, Prambors, Trax. Tapi Rory lebih suka Gen FM karena cutnya (ngomong-ngomong penyiarnya) dikit. Beda banget dengan saya yang justru suka cut (asal bukan adlips/iklan), apalagi kalo siaran tandem (berdua). Saya justru 'cut' itulah yang bikin radio beda dari TV, dan yang jelas bikin pengetahuan (yang penting maupun yang ga penting) bertambah. But what can I do? It's Rory's radio and I'm just a newbie here . Beberapa hari saya perhatikan lagu yang diputer itu ituuuu aja. Tompi, RAN, SO7, Afgan, Yovie and Nuno (yang ini gpp soalnya enakeun), dan lain lain, maaf ga menyebutkan judulnya karna emang gatau.


Rory memang ga salah menyebutkan kalo Gen FM adalah salahsatu radio yang paling dikenal di Jakarta. Di mikrolet, di pasar, di mobil pribadi (omprengan yang saya naekin dari Tangerang ke Jkt), mereka semua mendengarkan radio tersebut. Well, ada sih satu lagi, radio dangdut TPI yang ga kalah beken. Dimana mana bo. Gen FM juga dikenal dengan segmen Salah Sambung, dimana salahsatu penyiar akan menelepon seseorang lalu menjahili orang tersebut, sampai yang dijahili kesel, marah, bahkan sampai mengatakan kata-kata kasar. Semakin heboh reaksi yang didapatkan, semakin sukseslah mereka. Hasil penjahilan di pagi hari direkam, lalu rekamannya yang SAMA diputar ulang SETIAP JAM dari pagi sampai sore. Jika kami mendengarkan radio dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, bisa dibayangkan berapa kali rekaman itu diputar ulang. Pertama kali denger lucu, 2 kali denger bosen, beberapa kali denger, sukses bikin saya MUAK.

Satu lagi, D'Massiv. Lagu 'Diantara Kalian' emang luar biasa bangetlah, diputer dimana mana. Satu hari bisa diputer sampe 5 kali !!!!! (yup... saya pernah ngitung). Lagu super j*h*n*m ini diputer di Gen FM setiap harinya berkali kali, bersama lagu lagu lainnya yang sudah saya sebutkan diatas. Motto "Gen FM, suara musik terkini" basi bangetlah, pada kenyataannya lagu mereka sama sekali ga ada yang baru, booooo Rihanna aja masih muter yang Take a Bow!!! ENOUGHHHHH..... *mengutip kata Nabil* Mereka sama sekali ga mempertimbangkan kebosanan pendengar yang mendengar siaran dari pagi sampe sore, dari Senin sampe Jumat. Saya pun berdoa kepada Tuhan mudah-mudahan saya ga jadi GILA. Btw, berani banget sih saya bikin postingan ini? Supaya Program Director & Music Directornya BACA. Anggap saya masukan buat mereka.

But what can I do? It's Rory's radio and I'm just a newbie here. Lama-lama hal itu mulai luntur, seiring kalimat kalimat kritik yang saya lontarkan. Juga seiring terjalinnya hubungan baik antara saya dan Rory, akhirnya saya bilang: "Ror, gw gak suka lagu Indonesia. Dan lu tiap hari ngedengerin Gen FM?". Rory pun dengan baik hati memindahkan frekuensi radionya ke Prambors. MUCH BETTER, lagu baratnya agak banyak & baru-baru. SIIIIP deeeh. No more Gen FM . Suatu siang Leli dari ruangan depan datang ke ruangan kami: "Pantes sekarang banyak lagu baru, ternyata udah pindah frekuensi yah? Kasian sama Wiwien ya Ror?".


Belagu banget sih ga suka lagu Indonesia. Hmmmm gimana yah, sulit sekali mengendalikan rasa suka dan gak suka, gimana dong? Walopun saya suka beberapa artis-artis indie, beberapa lagu dari band-band lokal, lebih banyak yang ga disukanya sih. Beribu maaf. Pendapat saya gausah dipeduliin, maju terus seniman musik Indonesia, untuk menciptakan lagu dan musik yang bisa diterima semua kalangan! Toh dari sekian banyak lagu Indonesia yang diputer di radio, ada dua yang saya lagi suka banget. Yovie & Nuno - Janji Suci dan Nidji - Laskar Pelangi. Yang Laskar Pelangi bahkan saya jadiin RBT, hehehehe.


Balik lagi ke Prambors. Sejak mendengarkan Prambors, kepompong pun mulai membahana. Siapa pula sih nyanyiinnya? Saya ga ambil pusing untuk nyaritau, tapi sepertinya band indie. Daripada Rory kesel karena dengerin saya protes lagi, saya tutup mulut. Lama lama dia sendiri yang eneg dan protes karena kebanyakan dengerin kepompong, heueheuehu. Namun Rory yang baik hati ga pernah balik lagi ke Gen FM. Dan akhirnya begitu BCR dimulai, saya berinisiatif untuk memindahkan frekuensi ke Trax FM. Apakah ada yang tau radio Jkt yang memutarkan mayoritas lagu barat baru? Ditunggu infonya. But well... bertahan di Prambors pun sepertinya gpp, BCRnya udahan kaaan? Kepompongnya juga udahan dooong? Alhamdulillaaaaah.


Lebaran datang lagi~

Mohon maafkan lahir & bathin....


"Gimana Wien, betah ga di Jakarta?"



Itulah pertanyaan yang ditanyakan oleh hampir semua teman, sodara, kerabat dan bahkan tetangga. Apalagi pada masa-masa Lebaran seperti sekarang, banyak banget ketemu sama sodara dan teman yang udah ga ketemu lama. Mereka pun banyak yang baru tau kalo saya sekarang menjadi salahsatu pendatang di ibu kota, dan otomatis bertanya: "Gimana Wien, betah ga di Jakarta?". Jawaban saya tergantung mood. Kadang saya jawab: "Betah. Alhamdulillah *sambil senyum manis*", ato saya jawab: "Yaaah, mau gimana lagi, dibetah betahin *sambil nyengir*", ato bahkan saya jawab: "Ngga betah laaah. Jakarta gitu lhoooo. Tapi mau gimana lagi, dapet rezekinya disana *senyum miris*"

hueheuehueueheueheu, jadi yang mana Wien yang bener?

Tiga-tiganya bener. Mengutip perkataan seorang teman yang beberapa bulan menetap di Jakarta: "Wien, lu kebagian yang cukup enak lho di Jakarta", dan juga mendengar cerita-cerita dari teman-teman lain yang seprofesi, emang bener sih sepertinya saya dapet kerjaan (dan tertambat di perusahaan) yang cukup enak. Terlebih lagi karena saya terhitung agak terlambat memulai. Teman-teman saya yang lain udah mulai kerja dari awal tahun ini atau maksimal sebelum pertengahan tahun, sementara saya memulai setelah pertengahan tahun. Tapi Alhamdulillah nyangkut di perusahaan yang memberikan fasilitas yang baik. Lebaran tahun ini aja kantor diliburin seminggu, dan karyawan yang masih dalam probation (masa percobaan) seperti saya juga bisa ikutan libur, hihihihihi, padahal temen satu kosan ada yang masih ngantor sampai hari Selasa (tanggal 30 September).

Bercerita sedikit tentang suasana di kantor... Sudah lebih dari 2 bulan saya kerja di kantor yang sekarang. Mungkin agak bertolak belakang dengan orang-orang lain yang sangat excited memulai hari pertamanya di kantor baru, perasaan saya saat itu justru biasa saja. Terlebih lagi karena kepergian ke Jakarta merupakan sesuatu yang ga mudah bagi saya, karena harus meninggalkan kehidupan yang nyaman di Bandung, termasuk meninggalkan freelance-job yang sudah saya kerjakan lebih dari 1,5 tahun sejak masih kuliah. Namun semakin saya mengenal orang-orang (rekan-rekan kerja & atasan) di kantor, semakin saya menyukai mereka. Mereka bisa bekerja secara profesional tapi juga bisa have fun, senang berbagi, bertoleransi dan perhatian. Jauh sekali dari kesan individualis, egois dan angkuh yang mungkin diprasangkakan pada kota Jakarta.   

Kerjaan saya angin-anginan. Kalo lagi sibuk bisa hectic, kalo lagi kosong bisa santai banget, bahkan sampe bisa jalan-jalan ke Direktorat HKI (Hak Kekayaan Intelektual) di Tangerang dengan diantar driver, hehehe. Kerjaan saya salah satunya berkorespondensi dengan principal (istilah untuk importer obat) di luar negeri, seringnya pake e-mail, tapi kalo diperlukan bisa pake telepon. Selain itu juga meriksa dokumen-dokumen obat yang dikirim dari principal. Kalo inget pertamakali meriksa dokumen, beuuuh pusing tak terkira. Bahasa Inggris, bertumpuk tumpuk dalam ordner yang banyak sekali, dan... banyak menggunakan istilah farmasi dan istilah produksi (ya iyalaaaah secara obaaat). Tapi sekarang sih udah lumayan jago, udah tau "celah" yang mana yang harus diperiksa. Email-emailan sama principal pun udah lumayan jago, dari yang nyontek template (karena bingung harus berbahasa Inggris formal), sampe bisa nulis e-mail sendiri, mulai dari yang sopan, mendesak, sinis, sampe marah dengan elegan, heueheuheueheu.......


Bekerja di perusahaan besar, membuka pengetahuan saya tentang banyak hal. Saya jadi tau tentang hak-hak karyawan, dan tentunya fasilitas serta tunjangan-tunjangan yang bisa
didapatkan setelah bekerja lebih dari satu tahun. Akankah saya bertahan disini selama lebih
dari satu tahun? Cieee gaya bener nih, secara lulus probation aja belum, udah ngomongin yang beginian, kekekeke. Pastinya saya pengen dong dapet fasilitas-fasilitas itu, apalagi pengen nyobain dapet THR full 1x gaji tahun depan, hehehehe...


Still way too far, dear....

Back to reality:

Disini semua berjalan beriringan. Ga ada deh yang namanya sikut-sikutan untuk bisa naek lebih dulu. Well... satu dua orang yang aneh mah wajar lah yaaaa.. Dimana pun orang aneh mah pasti ada XDD. Selain itu disini ga ada diskriminasi, yang sering terdengar kabar sayup-sayupnya dari perusahaan farmasi besar. Mau agama apa pun yang dianut, mau dari suku manapun, keturunan mana pun, perlakuan yang diterima sama. Bahkan pertengahan bulan kemarin, ada perayaan Ultah perusahaan, yang jadinya malah mirip pengajian/syukuran kecil-kecilan karena bertepatan dengan bulan Ramadhan (padahal kalo ga bentrok puasa, biasanya rekreasi ke luar kota, asik yah?). Makanan dan hadiah berlimpah. Hadiah mulai dari HP, mesin cuci, DVD player, TV, setrika, dll diundi & bagikan, dan saya kebagian mug&piring melamin. Padahal mengharapkan mesin cuci. Lumayanlah buat di kosan...

Ngomong-ngomong tentang kosan, saya udah mulai ngekos sejak awal Ramadhan. Awalnya saya numpang di rumah Ua di Tangerang, tapi karena jauh dan cape di jalan (apalagi pas bulan Ramadhan), akhirnya saya ngekos. Setelah mencari selama 2 hari, hari pertama ditemani oleh sodara, dan hari kedua ditemani oleh teman kantor, akhirnya dapet juga deh kosan! Luas kamarnya sih cukuplah, masih baru, dan ada fasilitas kulkas, kompor, ruang tamu dan ruang tengah plus TV untuk bareng-bareng. Lumayanlah, mengingat harga yang cukup murah. Sampai sekarang saya belum pernah sekalipun pake kompor, hehehehe, biasanya buat makan sahur beli pas malemnya. Buka puasa di kantor karena disediakan, dan ga makan malem karena males dan cape, hehehe. Biasanya sih malem makan buah, sekalian ngatur asupan kalori biar ga melar, hihihihi...

"Idih Wien,,, belagu amat pake diet-diet segala. Ngirit yah?". Itu komentar salahsatu teman pas saya ceritain pola makan saya yang baru. Ngirit? Ngga juga sih, secara harga buah apel dan pear lebih mahal dari biaya makan di warteg. Awalnya sih untuk ngatur asupan gizi
(cieeee istilahnya), akibat kurang serat dan buah karena selalu makan garingan tanpa buah
dan sayur. Awal masuk Ramadhan saya mengalami konstipasi (sembelit) karena perut terbiasa dengan makanan 4 sehat bergizi dari kantor XDDD Toh akhirnya usaha saya membuahkan hasil, beberapa teman&kerabat bilang saya nambah kurus, hehehehe... Walo mungkin sekarang naik lagi gara-gara makan besar hari Raya.


Satu lagi yang membuat kosan saya cukup enak: dekat dengan masjid. Hanya terhalang 3 rumah saja, di sebelah kosan ada masjid yang lumayan besar. Dengan speakernya yang menggema, suara imam yang sedang shalat (dan khatib) disiarkan secara audio ke luar masjid, sehingga cukup membuat saya merasa tak enak hati kalau ga ikutan sholat Tarawih berjamaah XDD Tarawih di masjid-masjid disini rata-rata 23 rakaat! Walaupun ritmenya cukup cepat, tetep aja awal-awal saya ga biasa, secara di Bandung biasanya 13 rakaat dan jam 8 udah beres. Beres tarawih di masjid biasanya jam 8.20-an malem, saya langsung ngacir nonton Gossip Girl XDDDD

Kalo ga pulang ke Bandung ato ga maen ke rumah sodara, weekend biasanya saya jalan-jalan. Bukannya sama temen kantor ato temen kuliah, tapi temen-temen fandom Jepang. Waktu ke Sency beberapa minggu lalu malahan ketemu sama anak-anak forum, yang kebetulan lagi gathering kecil-kecilan. Kalo diitung-itung niiiiih, biaya sekali jalan (makan plus ongkos taxi) bisa menyamai ongkos pulang ke Bandung. Hiiiiiy, menggila yaaah hidup di Jkt. Untung waktu itu ditraktir mba Upiw makan di Urban Kitchen, hehehe. Ngomongin tentang taxi, pergi dengan menggunakan taxi kini jadi sesuatu lazim bagi saya. Seumur hidup di Bandung mungkin bisa diitung berapa kali saya naik taxi, beberapa bulan di Jkt tak terhitung berapa kali naik taxi. Pake taxi di Bandung terasa mewah,,,, soalnya saya biasa pake angkot ato dianter/jemput ato menumpang mobil/motor teman XDDDD  

Balik lagi ke topik awal sesuai judul. Kondisi sebagai single fighter di Jkt kadang bikin saya ngenes. Senyaman apapun di Jakarta, di Bandung lebih nyaman. Jadi inget perkataan teteh
sepupu saya 1 bulan yang lalu: "Wien, ga kerasa yah kamu udah mau 1 bulan kerja di Jkt".
Saya pun menjawab: "Ya Alloh teteeeeeh, Wiwien mah ngerasanya udah berbulan bulaaaan". Di kantor waktu cepat berlalu, apalagi kalo banyak kerjaan. Walau begitu, pergerakan tanggal di kalender kok kerasa lama sekali?! *ngelus dada* Tapi Lebaran kali ini setidaknya ada yang beda dari Lebaran tahun-tahun lalu. Mengutip perkataan Pakcik di film Laskar Pelangi: "Hidup itu untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya". Akhirnya saya merasakan sendiri, memberi memang jauh lebih menyenangkan dibanding menerima. Setidaknya itu yang membulatkan tekad saya untuk bisa survive di metropolitan. Amien.

Ga kerasa seminggu cepat sekali berlalu. Besok udah harus balik lagi ke kota, menjadi kuli.
Penyakit setiap kali pulang ke Bandung: malas untuk pulang lagi ke Jakarta. Apalagi kalo
liat berita di TV tentang arus balik, beuuuh macyet dimamana. Jadi malas untuk pake tol,
tapi mau pake kereta gak punya tiket. Hari biasa aja harus pesen tiket kereta seminggu
sebelumnya, apalagi sekarang pas jamannya arus balik.

Kumaha atuuuhhh???